Liputan6 (25 Feb 2017, 21:51 WIB) Jakarta Film animasi tiga dimensi (3D) buatan SMK Raden Umar Said telah resmi di rilis di Jakarta, Jumat (24/2/2017). Film yang berjudul Pasoa dan Sang Pemberani ini, berhasil digarap selama 15 bulan.
Technical Advisor RUS Animation Studio, Daniel Harjanto mengatakan tujuan awal dari pembuatan film itu adalah sebagai sarana pembelajaran dan praktik para siswa guna mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku sekolah menjadi karya seni yang bernilai.
Selain itu, menurut Daniel, para siswa SMK Raden Umar Said sudah bisa memahami dan mengerjakan seluruh tahapan produksi mulai dari pra produksi, produksi, sampai pasca produksi.
“Karya anak SMK Raden Umar Said adalah sebuah lompatan yang sangat jauh di mana ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia sangat berpotensi karena darah seni ada dalam mereka," ujar Daniel Harjanto dalam konfrensi pers film Pasoa dan Sang Pemberani, CGV Blitz, Grand Indonesia, Jumat (24/2/2017).
Dalam pengerjaan, lanjut Daniel, pembuatan film animasi 3D ini merupakan sebuah proses produksi yang sangat rumit dan membutuhkan keahlian tinggi.
“Pasoa dan Sang Pemberani telah melalui proses produksi yang cukup panjang dan hasilnya memuaskan”, ujar Daniel.
Ia mengaku, film tersebut tidak kalah dari produk animasi yang dibuat studio profesional karena menggunakan alat-alat dan software yang digunakan di film animasi luar negeri.
“Walt Disney dan Pixar menggunakan software yang sama dengan pembuatan film Pasoa dan Sang Pemberani,” imbuh Daniel.
Terkait tentang industri kreatif, Daniel menambahkan, kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan sekiranya dibutuhkan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di Indonesia sehingga bisa menjadi sumber produksi di bidang tersebut.
Para murid SMK Raden Umar Said saat gala premier, Jumat (24/2/2017)
Pasoa & Sang Pemberani bercerita tentang kearifan lokal dalam budaya Indonesia di mana Pasoa adalah hewan mitologi yang bertugas untuk melindungi kekayaan hayati di hutan dari gempuran pembangunan kerajaan di daerah tersebut.
Oleh karena itu, Pasoa berjuang mempertahankannya bersama beberapa anak muda lain yaitu Amet Mude, Karun, Sang Penyumpit, dan Punai Anai.
Kesan moral yang bisa didapatkan dalam film ini adalah tentang bagaimana perlunya menjaga keseimbangan alam Indonesia sekaligus memperkenalkan kekayaan dongeng tradisional ke masyarakat Indonesia.
Bekerjasama dengan Djarum Foundation, film animasi 3D ini menggaet sejumlah artis untuk mengisi suara dan lagu. Sebut saja Tria vokalis band The Changcuters mengisi suara Amet Mude.
Tria vokalis The Changcuters datang ke gala premier film Pasoa dan Sang Pemberani
“Saya sangat tertarik saat mendapatkan tawaran mengisi suara karakter Amet Mude. Selama pengerjaannya pun saya sangat senang,” ujar Tria usai peluncuran film Pasoa dan Sang Pemberani.
Ia menjelaskan, mengisi suara dalam sebuah film animasi ternyata tidak mudah. Hal itu lebih sulit dibanding memerankan tokoh dalam sebuah film nyata.
Selain Tria, aktor senior, Tio Pakusodewo juga mengisi suara untuk karakter sang raja. Selain itu penyanyi yang sedang naik daun, Isyana Sarasvati sebagai penyanyi sekaligus komposer dari soundtrack film tersebut yang berjudul Gema Alam Raya.
Para murid
Wildan (17) mengaku sangat senang bisa mengikuti jurusan Animasi 3D di SMK Raden Umar Said. Awalnya ia mengaku penasaran dengan animasi 3D. Rasa penasaran membuat murid kelas 11 ini yakin mengikuti jurusan animasi.
“Semua diajarkan di RUS Animation Studio. Mulai dari membuat cerita, animasi, sampai produksi. Setelah dicoba semua, saya disuruh memilih bagian mana yang disukai,” imbuh Wildan.
Murid SMK Raden Umar Said saat mengerjakan film Pasoa dan Sang Pemberani
Tak hanya Wildan, murid lainnya, Fauzan (15) kelas 10 SMK Raden Umar Said mengaku tidak bisa apa-apa sebelum mengikuti jurusan animasi. Walaupun begitu, orangtua Fauzan tetap mendukung dirinnya untuk menjadi animator terkenal di dunia.
“Awalnya saya tidak bisa apa-apa. Bahkan tidak bisa gambar. Namun lambat laun saya bisa dan bergabung dalam tim 2D. Orangtua saya pun sangat mendukung belajar animasi,” ujar Fauzan.
Sebagai informasi, film animasi 3D ini akan ditayangkan di stasiun televisi STCV pada Sabtu, (4/2/2017) pukul 15.30 WIB. Don’t Miss It!
Film animasi 3D perdana tersebut merupakan film berdurasi 25 menit yang dibuat oleh 38 murid kelas 10 dan 11 SMK Raden Umar Said Kudus Jawa Tengah.
Sumber : http://showbiz.liputan6.com
Posting Komentar